Wikipedia

Search results

Sunday, September 9, 2012

MEMBUKA MATA HATI


Menurut Ibnu At-Thoilah manusia mempunyai dua mata, yaitu mata Zahiriyah dan mata batin, mata Zahir berfungsi untuk melihat hal-hal yang sipatnya fisik, sedangkan mata batin berguna untuk melihat hal-hal metafisik. Mata Zahiriyah termasuk dalam susunan tubuh manusia,
Mata Zahiriyah terbentuk dari susunan daging dilindungi oleh tulang dan rambut yang berada di bagian muka manusia, Dalam proses mencari kebenaran mata Zahir berfungsi untuk membuktikan suatu kebenaran dengan cara dilihatnya atau disaksikan dengan mata Zahir, misalnya si pulan mengatakan bahwa di kota A ada banguanan tua peninggalan belanda lalu si pulanah pun pergi ke kota A untuk membuktikan perkataan si pulan, apabila pulanah melihat bahwa di kota A ada bangunan tua maka perkataan si A benar, dan bila di kota a tersebut tidak ada bangunan tua maka perrkataan si pulan salah.
Itu adalah salah satu fungsi dari mata Zahir untuk membuktikan kebenaran sebuah pernyataan. Mata dzahir tidak akan berfungsi bila mata tersebut sedang sakit dan tidak ada pencahayaan, bila tidak ada cahaya maka ia tidak akan bisa melihat apa-apa. Fungsi mata sangat dipengaruhi oleh kesehatan tubuh dan pencahayaan terhadap objek yang dilihat.

Mata hati adalah mata yang terdapat dalam hati, hati disini bukan hati segumpal daging yang ada di tubuh manusia, hati disini bersipat metafisik yang tidak bisa di uraikan secara fisik, hati dan mata hati termasuk dalam hal-hal perkara gaib Ibnu At-Thoilah mengistilahkannya dengan Latifah Rabbaniayah atau hal-hal yang menjadi rahasia Tuhan. Mata hati berfungsi untuk melihat perkara-perkara yang ghaib atau perkara yang tidak bisa di uraikan dengan fisik. Mata hati di istilahkan oleh Ibnu At-Thoilah dengan Bashiroh. Apabila mata hati sehat maka ia bisa melihat keagungan Tuhan dan bisa mendekatkan hati dengan Tuhan, mata Zahir berguna untuk melihat fakta sedang mata batin melihat makna di balik fakta.

Objek di dunia ini bisa di lihat dari dua sisi, sisi zahiriyah dan batiniyah, misalnya bila kita melihat gula maka kita melihat butiran yang berwarna putih, lalu butiran itu di letakan di lidah, maka akan terasa bahwa benda itu berasa manis, ketika kita merasakan kemanisan gula itu merenungkan seolah-olah kita memandang sesuatu yang tidak ada di hadapan mata kita. Proses merenungkan itu adalah kinerja mata hati dalam memandang sesuatu, mata hati memberikan fakta bahwa gula adalah butiran putih dan mata hati memberi makna manis, jadi gula itu adalah manis, kata manis tidak bisa di gambarkan dengan sesuatu yang materil, ketika mata dzahir melihat pedang maka mata hati memberi makna tajam, ketika mata dzhir melihat garam mata batin memberi makna asin, mata hati yang hanya bisa memberikan makna gula itu manis, pedang itu tajam, garam itu asin, mata hata seperti ini masih dikatakan sebagai mata hati yang buta, mata hati yang terbuka adalah mata hati yang mampu melihat keagungan Tuhan disemua benda yang dilhat.

Kekuatan mata hati tergantung dari kesehtan hati itu sendiri apabila hatinya sehat maka mata hati akan semakin kuat menyaksikan hal-hal yang sipatnya gaib, mata hati juga tidak akan berfungsi jika tidak ada cahaya yang meneranginya, cahaya mata hati adalah ketika hati selalu dihadapkan kepada Allah SWT dan selalu berinteraksi dengan petunjuk Allah yaitu Al-Quran dan Hadist, yang menutup mata hati untuk menyaksikan kegaiban adalah nafsu, maka untukhmembuka mata hati terlebih dahulu kita harus menundukan nafsu kepada Allah, kekuatan mata hati ada beberapa tingkatan.

Tingkat pertama mata hati yang melihat keagungan Allah disetiap objek yang dilihat oleh mata Zahir, ketika melihat bunga maka ia tidak hanya takjub dengan melihat bunga tersebut tetapi akal dan pikirannya langsung bertafakur mengenai keagungan Allah dalam menciptakan keindahan di alam dunia maka tatkala ia merenung ia akan merasa kecil di hadapan Allah dan selalu mengucapkan subhanallah ketika melihat kejadian-kejadian di alam dunia. Mata dzahir melihat fakta mata batin memberikan makna terhadap apa yang diligat oleh mata zahir dan itu tergantung dari kesehatan hati manusia, semakin sehat maka ia akan mendapatkan makna semakin dalam sampai kepada sebuah hakihat dari alam semesta, mata hati tidak bisa menguraikan secara materil apa yang disaksikan oleh mata hati,maka ia memerlukan sebuah perumpamaan untuk menguraikan makna, seperti makna hakikat dunia menurut mata hati bahwa dunia itu adalah bagaikan seorang nenek tua yang sedang berhias sedangkan tubuhnya banyak ulatnya.

Tingkat kedua mata hati yang terbuka dan mendapatkan cahaya hidayah dari Allah, akan mampu menyaksikan dengan keimanan tentang alam setelah jasad dan roh memisahkan, dia meyakini bahwa ada alam setelah alam dunia ini, yaitu alam kubur, padang mashar, hari pembalasan dan lain sebagainya.

Tingkat Ketiga apabila mata hati semkin kuat dan hati semakin bersih maka ia akan memahami tentang alam keabadian yaitu alam akhirat, kematian di dunia adalah awal dari sebuah perjalanan alam keabadian, kematian hanya memisahkan jasad dan roh manusia, roh manusialah yang nantinya akan menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan semua amal yang dilakukan di dunia, ahli maksiat tidak akan bisa selamat dengan kematian dan ahli taat tidak akan kehilangan pahala dengan kematian,karena kematian adalah sebuah awal perjalanan menuju alam keabadian yaitu akhirat.

Mata hati yang terbuka akan selalu merasa dilihat oleh Allah itu disebabkan karena keyakinannya yang sangat kuat akan keberadaan Allah, karena keyakinannya tersebut maka jiwa akan tunduk pada Allah, apapun yang Allah katakan dalam wahyunya akan ia laksanakan dengan sepenuh hati termasuk meyakini semua ketentuan Allah yang Allah sudah atur, hidupnya tidak akan dirisaukan oleh perkara dunia seperti rezki, kekayaan, harta, jabatan, pasangan hidup, dan lain-lain, dia menyadari bahwa posisi di dunia hanya sebagai seorang hamba, yang ia lakukannya hanyalah beribadah, semua tindakan di alam dunia ini ia lakukan atas dasar ketaatan kepada Allah, dan ia tidak akan mengusik-ngusik fungsi Allah sebagai maha pengatur kehidupan, termasuk pengaturan rezeki, bila ia ditakdirkan menjadi orang kaya maka ia akan bersyukur dengan menggunakan kekayaanya itu di jalan Allah, apabila ia ditakdirkan menjadi orang miskin maka ia tidak akan mengeluh ia akan menjadi orang yang bergembira dalam kesabarannya, ia akan selalu gembira seperti gembiranya seorang kekasih yang sudah lama bertemu akhirnya bertemu, dalam kemiskinan ia akan lebih taat dan dalam kejayaan ia akan semakin taat. Miskin dan kaya hanyalah sebuah peran yang diberikan Allah kepada manusia. tidak ada yang Allah bedakan yang menjadi ukuran bagi Allah adalah ketaqwaan hamba-Nya. Orang-orang seperti inilah yang dijamin rezekinya oleh Allah.

Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah). (Q.S Al-Mumin ayat 130)

Seorang hamba yang mata hatinya terbuka maka ia tidak akan dirisaukan oleh rezeki yang ia dapatkan, baik banyak atau sedikit rezeki yang ia terima tetap ia akan bersyukur pada Allah, karena baik banyak atau sedikit rezeki yang diterima oleh manusia tetap semua itu milik Allah dan akan dikembalilkan kepada Allah, maka hidupnya akan selalu tenang, dia tau kemana ia harus melangkah dan apa yang harus ia lakukan karena semuanya sudah tercantum dalam Al-quran dan contoh pelaksanaanya sudah ada dalam sosok Rasulullah, ia hidupnya hanya untuk ibadah. Semua aspek kehidupannya akan tertuju kepada Allah, dia Shalat karena Allah, zakat karena Allah, bekerja karena Allah, berkeluarga karena ingin ridho Allah, semuanya untuk Allah. Kalau semuanya untuk Allah buat apa ia risau dengan sedikitnya rezeki, buat apa ia berlaku tidak jujur sedangkan ia meyakini bahwa Allah maha melihat,buat apa ia iri dengan orang yang hartanya lebih banyak dari dia, banyak sedkitnya harta itu semua milik Allah.

Berbeda dengan orang-orang yang dibutakan mata hatinya, karena ia hanya melihat dengan mata zahir maka ukuran hidup pun hal-hal yang materil, apa yang membuat ia bahagia adalah hal-hal yang sipatnya materil, seperti banyaknya harta, kuatnya kuasa, wanita atau pria yang bagus rupa, segala usaha akan ia lakukan untuk mendapatkan kebahagian, berbuat tidak jujur, seperti korupsi, kolusi itu dilakukan untuk memenuhi hasrat akan dunia, bila ia mendapatkan harta maka ia akan menjadi sombong dengan harta tersebut, dan ia akan tidak tenang dengan hartanya tersebut ketakutan akan kehabisan harta sangat mengahatui dirinya, bila mana hartanya habis maka ia akan setres. Dimana coba letak kebahagiannya kalau kita menghamba pada dunia.

No comments:

Post a Comment

Filsafat “ Entahlah “..

Sebuah dilema yang selalu kita alami adalah mencintai seseorang, tapi takut kehilangan dirinya. Dilema ini berlangsung seiring denga...